Ilmuwan mengklaim teknologi adalah ancaman terbesar umat manusia. Pesatnya pertumbuhan teknologi akan menyebabkan manusia mengalami degradasi otak.
Pernyataan ini diungkapkan oleh ilmuwan Oxford University Susan Greenfield. Ia meminta pemerintah dan perusahaan swasta untuk bergabung dalam penelitian efek teknologi komputer, internet dan jejaring sosial, Facebook dan Twitter misalnya, terhadap kinerja otak.
Greenfield menggunakan kata perubahan pikiran untuk menggambarkan situasi yang berkembang pada kinerja otak akibat pemanfaatan komputer dalam waktu lama. Banyak ilmuwan yang terlalu cepat menyimpulkan masalah ini.
Kita haurs mencari tahu masalah sebenarnya daripada hanya menduga secara dangkal, kata Greenfield.
Ilmuwan perempuan ini mengatakan bahwa manusia perlu khawatir karena perubahan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam evolusi kehidupan. Oleh karena itu, perlu dipahami dampak baik dan buruk teknologi secara menyelurh.
Pada dasarnya, menurut Greenfield, segala sesuatu yang dilakukan manusia menyebabkan perubahan dalam kinerja otak. Namun, dampak dan konsekuensi teknologi harus diketahui dalam jangka panjang.
Bagi saya, ini sama pentingnya dengan perubahan suhu di bumi, kata Greenfield. Meskipun tidak emngancam keberadaan planet, teknologi mempengarui keberadaan manusia sekaligus kualitas hidup masa depan.
Di sisi lain, ahli syaraf kognitif di Tufts University, Massachusetts, Maryanne Wolf mengatakan bahwa sirkuit otak telah diasah dengan membaca buku dan berpikir. Konten ini dikhawatirkan hilang apabila kita sudah banyak menghabiskan waktu dengan komputer.
Kita butuh waktu untuk berpikir secara mendalam atas informasi yang kita terima. Saya khawatir sirkuit otak yang memberi kemampuan konsentrasi membaca akan hilang pada orang dewasa dan tidak muncul di remaja, kata Wolf.