Dalam turnamen golf Enjoy Jakarta Ladies Open yang akan digelar pada 18-20 September mendatang di Palm Hill Golf Club, Sentul, Bogor, Indonesia hanya menyertakan satu pegolf profesionalnya.
Menurut Direktur Media dan Promosi Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PGI) Koko Sugih Arto satu-satunya pegolf perempuan profesional itu adalah Lydia Ivana Jaya.
PGI sebagai organisasi pembinaan golf amatir Indonesia memperkirakan saat ini diperkirakan 200.000 orang tercatat sebagai atlet golf amatir di Indonesia.
Lalu, dengan jumlah sebanyak itu mengapa sulit mencari pegolf profesional khususnya pegolf perempuan di Indonesia?
"Masalahnya tidak banyak ajang golf profesional untuk perempuan digelar di Indonesia. Sebab, sejak seorang pegolf memasuki ranah profesional maka dia tidak bisa lagi ikut turnamen untuk amatir," papar Koko.
"Satu-satunya jalan untuk tetap berkompetisi adalah ikut turnamen ke luar negeri. Namun, tak semua atlet mampu membiayai perjalanan ke luar negeri," tambah dia.
Kesulitan bertambah karena mencari sponsor yang bersedia membiayai perjalanan ke turnamen-turnamen internasional tidak mudah.
"Itu seperti bicara lebih dulu mana telur dan ayam. Sponsor datang jika ada prestasi. Tapi bagaimana mau berprestasi jika jarang ikut turnamen?" ujar Koko.
Sejauh ini, lanjut Koko, Lydia Ivana Jaya masih membiayai sendiri perjalanannya untuk ikut di berbagai turnamen internasional.
"Beberapa pegolf amatir yang kemarin dapat medali emas di PON sudah berpikir ingin terjun ke profesional. Kita lihat saja nanti," pungkas Koko.
Menurut Direktur Media dan Promosi Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PGI) Koko Sugih Arto satu-satunya pegolf perempuan profesional itu adalah Lydia Ivana Jaya.
PGI sebagai organisasi pembinaan golf amatir Indonesia memperkirakan saat ini diperkirakan 200.000 orang tercatat sebagai atlet golf amatir di Indonesia.
Lalu, dengan jumlah sebanyak itu mengapa sulit mencari pegolf profesional khususnya pegolf perempuan di Indonesia?
"Masalahnya tidak banyak ajang golf profesional untuk perempuan digelar di Indonesia. Sebab, sejak seorang pegolf memasuki ranah profesional maka dia tidak bisa lagi ikut turnamen untuk amatir," papar Koko.
"Satu-satunya jalan untuk tetap berkompetisi adalah ikut turnamen ke luar negeri. Namun, tak semua atlet mampu membiayai perjalanan ke luar negeri," tambah dia.
Kesulitan bertambah karena mencari sponsor yang bersedia membiayai perjalanan ke turnamen-turnamen internasional tidak mudah.
"Itu seperti bicara lebih dulu mana telur dan ayam. Sponsor datang jika ada prestasi. Tapi bagaimana mau berprestasi jika jarang ikut turnamen?" ujar Koko.
Sejauh ini, lanjut Koko, Lydia Ivana Jaya masih membiayai sendiri perjalanannya untuk ikut di berbagai turnamen internasional.
"Beberapa pegolf amatir yang kemarin dapat medali emas di PON sudah berpikir ingin terjun ke profesional. Kita lihat saja nanti," pungkas Koko.
0 Comments
