(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras. (Q:S 22:2). Maka keadaan itu berlaku beberapa lama kemudian Allah S.W.T. menyuruh Israfil meniup sangkakala kedua.
Pustaka Iman
[28 Ramadhan 1428, 11-oktober-2007]
Disadur kembali dari bahasa (aslinya) melayu oleh :AK
KEDAHSYATAN DAN KENGERIAN HARI KIAMAT
Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Aisyah r.a. berkata : “Saya tanya kepada Rasullullah s.a.w., Apakah yang cinta itu ingat pada kekasihnya pada hari kiamat ?” Jawab Rasullullah s.a.w.: “Adapun di tiga tempat (masa) maka tidak ingat yaitu ketika ditimbang amal sehingga diketahui apakah ringan atau berat, ketika menerima lembaran catatan amal (suhuf) sehingga ia terima imma dari kanan atau dari kiri dan ketika keluar dari neraka ular naga lalu mengepung mereka dan berkata “Aku diserahi tiga macam : Orang yang mempersekutukan Allah s.w.t. dengan lain Tuhan, dan orang yang kejam, penentang, zalim dan orang yang tidak percaya pada hari kiamat (hisab), maka diringkus semua orang-orang yang tersebut itu lalu dilemparkan semuanya ke dalam neraka jahannam, dan di atas neraka jahannam itu ada jembatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang di kanan kirinya bantalan dan duri-duri, sedang orang-orang yang berjalan di atasnya ada yang bagaikan kilat, dan bagaikan angin kencang, maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantalan duri, dan ada yang terjerumus muka ke dalam neraka.”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasullullah s.a.w. bersabda : “Diantara dua kali tiupan sangkakala itu jarak empat puluh tahun (Tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian Allah s.w.t. menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka timbullah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran).”
Abul-Laits juga telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasullullah s.a.w. bersabda : “Ketika Allah s.w.t. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah s.w.t. menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, maka ia meletakkannya di mulutnya melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintahkan.” Saya bertanya : “Ya Rasullullah, apakah shur (sangkakala) itu ?” Jawab Rasullullah s.a.w. : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya bertanya lagi : “Bagaimana besarnya ?”
Rasullullah s.a.w. menjawab : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutuskanku sebagai Nabi s.a.w. besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali yaitu pertama Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan), Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan) dan Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam riwayat Ka’ab hanya dua kali tiupan, yaitu mematikan dan membangkitkan. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi:
“Wa yauma yunfakhu fafazi’a man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah, wakullun atu hudakhirin.
(Yang Artinya): Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (Surah Annaml : 87)
Dan pada saat itu tergoncangnya bumi, dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya dan yang menyusui lupa terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban dan syaitan-syaitan laknatullah berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala kedua.
Firman Allah s.w.t. yang berbunyi:
“Wa nufikhafishshuri fasha’iqa man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah. Tsumma nufikha fihi ukhra fa idza hum qiyamun yandhurun.
(Yang Artinya): Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Surah Azzumar : 68)
Mereka yang dikecualikan itu ialah ruh orang-orang yang mati syahid, Jibrail, Mika’il, Israfil dan Hamalatul arsyi serta Malaikat maut, sehingga ketika ditanya oleh Allah s.w.t. : “Siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu ?” Padahal Allah s.w.t. lebih mengetahui. Jawab Malaikat maut : “Ya Tuhan, Engkau yang hidup, yang tidak mati, tinggal malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Hamalatul arsyi dan aku.” Maka Allah s.w.t. menyuruh Malaikat maut mencabut ruh mereka. Riwayat Muhammad bin Ka’ab dari seorang dari Abu Hurairah r.a. berkata : “Kemudian Allah s.w.t. berfirman : “Harus mati Jibril, Mika’il, Israfil dan juga Hamalatul arsyi.” Kemudian Allah s.w.t. bertanya : “Hai Malaikat maut, siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu ?” Jawab Malaikat maut: “Engkau Dzat yang hidup yang tidak akan mati, tinggal hambamu yang lemah, Malaikat maut.” Firman Allah s.w.t. : ” Hai Malaikat maut, tidakkah kau mendengar FirmanKu : “kullu nafsin dza’iqatul maut. (Yang berarti) Tiap makhluk-Ku, Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau.”
(Artinya): Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Surah Ali-Imran :185)
Maka matilah Malaikat maut diperintah mencabut nyawanya sendiri, maka ia sendiri, tiba-tiba ia menjerit, yang andaikata waktu itu makhluk lain masih hidup niscaya mereka semua akan mati karena jeritan Malaikat maut itu, lalu ia berkata : “Andaikan saya mengetahui bahwa pencabutan ruh itu seberat ini niscaya aku akan lebih lunak ketika mencabut ruh-ruh orang mukmin.” Kemudian matilah Malaikat maut dan tiada tinggal satupun dari makhluk Allah s.w.t. Kemudian Allah s.w.t. berfirman kepada dunia yang rendah ini : “Dimanakah raja-raja dan putera-putera raja, dimanakah raksasa-raksasa dan putera-putera raksasa yang makan rezeki-Ku tetapi menyembah selain-Aku.” Kemudian Allah s.w.t. berfirman : “Limanil mulkil yaum ? Lillahilwahidil qahhar.” (Yang Artinya) Siapakah yang mempunyai hak milik pada hari ini ?. Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, maka Allah s.w.t. sendiri menjawab : “hanya bagi Allah yang tunggal dan memaksa segala sesuatu.”
Kemudian Allah s.w.t. menyuruh langit menurunkan hujan bagaikan air mani lelaki selama empat puluh hari, sehingga air telah mengenang di atas segala sesuatu setinggi hasta, maka Allah s.w.t. menumbuhkan makhluk bagaikan tumbuhnya sayur-sayuran sehingga sempurna kerangka badannya sebagaimana semula dahulu, kemudian Allah s.w.t. menyuruh (berseru) : “Hiduplah hai Israfil dan Hamalatularsyi.” Maka hiduplah mereka. Lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meletakkan sangkakala di mulutnya, lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan, maka keluarlah ruh-ruh bagaikan lebah telah memenuhi angkasa antara langit dan bumi, lalu masuklah ruh itu ke dalam jasad di dalam hidung, maka bumi mengeluarkan mereka.
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : “Saya pertama orang yang keluar dari bumi.” Dalam lain hadis : “Sesungguhnya Allah s.w.t. ika telah menghidupkan Malaikat Jibrail, Mika’il, Israfil, maka mereka pergi ke kubur Nabi Muhammad s.a.w. membawa buraq dan perhiasan-perhiasan syurga, maka terbuka bumi untuk Baginda Rasulullah s.a.w. dan ketika melihat Jibril segera bertanya : “Ya Jibril, bagaimana ummatku ? (Apakah yang diperbuat oleh Allah s.w.t. terhadap ummatku ?) Jawab Jibril: “Terimalah khabar gembira, karena engkau pertama yang keluar dari bumi.” Kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala, tiba-tiba serentak mereka bangkit melihat keadaan.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan : “Maka keluarlah mereka dari kubur mereka dalam keadaan telanjang bulat, menuju kepada Tuhan mereka , kemudian berhenti di suatu tempat selama 70 tahun, Allah s.w.t. membiarkan mereka, tidak melihat atau memutuskan keadaan mereka, mereka menangis sehingga habis air mata dan mengeluarkan darah dan peluh sehingga banjir sampai ke mulut, kemudian mereka dipanggil ke Mahsyar, mereka keburu-buruan menuju panggilan itu, maka apabila telah berkumpul semua makhluk, jin, manusia dan lain-lainnya, tiba-tiba terdengar suara yang keras dari langit, maka terbuka langit dunia dan turun daripadanya sepenuh penduduk bumi dari para Malaikat, dan mereka langsung berbaris, lalu bertanya : “Apakah ada diantara kamu yang membawa perintah Tuhan untuk hidab?” Dijawab : “Tidak ada.” Kemudian turun ahli langit kedua dan berbaris pula, kemudian turun penduduk langit ketiga, dan seterusnya sampai langit ketujuh, masing-masing berlipat dari yang sebelumnya dan semua Malaikat itu melindungi penduduk bumi.”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata : “Sesungguhnya Allah s.w.t. akan menyuruh langit dunia maka terbelah dan mengeluarkan semua Malaikat yang ada di dalamnya, maka turun semuanya dan mengepung bumi dengan apa yang ada di bumi, kemudian langit kedua dengan isinya, kemudian yang ketiga dengan isinya, kemudian keempat dengan isinya, kemudian kelima dengan isinya, kemudian keenam dengan isinya sehinggalah merupakan tujuh barisan Malaikat, setengahnya dikepung oleh setangahnya, sehingga penduduk jika pergi kemana sahaja mereka mendapati tujuh berisan Malaikat itu seperti mana firman Allah s.w.t. :
“Ya ma’syaral jinni wal insi inis tatha’ tum an tanfudzu min aqtharissamawati wal ardhi fan fudzu la tanfudzuna illa bisulthan.”
(Yang Artinya)”Hai para jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (Surah Ar-rahman:33)
Firman Allah s.w.t. lagi :
“Wayauma tasyaqqaqussama’u bil ghomami wanuzzilal malaikatu tanzila.”
(Yang Artinya)” Dan (ingatlah) hari (ketika) langit terbelah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang (berbaris-baris). (Surah Al-Furqan:25)
Siti Aisyah berkata : “Alangkah malunya, kemaluanku dapat dilihat setengah pada setengahnya.” Nabi Muhammad s.a.w. sambil memukul bahu Aisyah bersabda : “Hai puteri dari putera Abu Quhafah, kesibukan orang-orang pada saat itu tidak memungkinkan akan melihat itu, orang-orang pada mengarahkan pandangan ke langit, berdiri selama empat puluh tahun tidak makan, tidak minum, ada yang berpeluh sampai tumit, sampai betis, sampai perut dan ada sampai mulut, karena lamanya berhenti, kemudian berdiri para Malaikat mengelilingi arsy, lalu Allah s.w.t. menyuruh menyerukan nama fulan bin fulan, maka semua yang hadir melihat-lihat orangnya, lalu keluar orang itu untuk menghadapi Tuhan Rabbul A’alamin.
Dan bila telah melihat Rabbul A’alamin, dipanggillah orang-orang yang pernah dianiaya oleh orang itu untuk diberikan dari hasanat kebaikannya kepada orang-orang yang teraniaya itu, karena pada saat itu tidak ada pembayaran dengan emas, perak (dinar, dirham), maka orang-orang selalu menagih sehingga habis hasanatnya, maka diambilkan dari dosa-dosa orang-orang yang dianiaya itu untuk dipikulkan kepadanya, kemudian jika selesai semua, maka diperintahkan: “Kembali ke tempatmu dalam neraka hawiyah (jahannam) karena pada hari ini tidak ada dhulum.” (penganiyaan), sesungguhnya Allah amat segera perhitunganNya.
Maka pada saat itu tidak ada seorang Malaikat yang muqarrab atau Nabi Rasul melainkan merasa bahwa tidak akan selamat, kecuali jika mendapat perlindungan Allah s.w.t.” Mu’adz bin Jabal r.a. berkata : Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : “Laa tazulu qadamaa abdin hatta yus’ala an arba. An umrihi fima afnaahu wa’an jasadihi fima ablaahu wa’an ilmihi ma amila bihi wa’an maalihi min aina iktasabahu wafima anfaqahu. (Yang Artinya)Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya tentang empat : Umurnya digunakan apa sampai habis. Dan badannya dalam apa ia rusakkan. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan). Dan hartanya dari mana ia dapat dan kemana ia keluarkan. Ikrimah berkata : Seorang ayah akan memegang anaknya pada hari kiamat dan berkata : “Saya ayahmu ketika di dunia.” Maka anak itu memuji kebaikannya lalu ayah itu berkata : “Hai anak, kini saya berhajat kepada hasanatmu yang sekecil dzarrah, kalau-kalau saya dapat selamat dengan itu dari apa yang kau lihat ini.” Jawab anaknya : “Saya juga takut dari apa yang kau takutkan itu karena itu tidak dapat memberikan kepadamu sedikitpun.” Lalu pergi kepada isterinya dan berkata kepadanya : “saya dahulu suamimu di dunia.” Maka dipuji oleh isterinya, lalu berkata : “Saya ini minta kepadamu satu hasanat, kalau-kalau saya boleh selamat dari apa yang kau lihat ini.” Jawab isterinya : “saya juga takut dari itu terhadap diriku seperti engkau.” Sebagaimana firman Allah s.w.t. yang berbunyi :
Artinya: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada adzab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan shalat. Dan barang siapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu). (Surah Al-Faathir:18)
Ibn Mas’ud berkata : Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang berbunyi : “Innal kafir layul jamu biaroqihi walau ilaannar. (Yang Artinya)Orang kafir akan tenggelam dalam peluhnya karena lamanya hari itu sehingga ia berdoa : “Ya Tuhan, kasihanilah aku, meskipun masuk ke dalam neraka.”
Abu Ja’far meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a. berkata : Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : “Tiada seorang nabi melainkan ia mempunyai doa yang mustajab, dan semuanya sudah menggunakan doa itu di dunia, sedang saya masih menyimpan doa itu, untuk saya gunakan sebagai syafa’at bagi ummatku pada hari kiamat. Ingatlah bahwa sayalah yang terkemuka dari semua anak Adam dan itu bukan bangga, dan saya juga yang pertama bangkit dari bumi, juga bukan karena bangga, dan panji Alhamd di tanganku pada hari kiamat yang di bawahnya ada Adam dan anak cucunya, juga tidak bangga dengan itu.
Pada kiamat kesukaran dan kerisauan manusia akan bertambah dahsyat sehingga mereka datang pada Nabi Adam a.s. dan berkata : “Hai Abulbasyar (Ayah dari semua manusia), berikan syafa’atmu (bantuanmu) bagi kami dengan minta Tuhan, supaya segera menyelesaikan kami ini. Jawab Adam : “Itu bukan bagian saya, saya telah diusir keluar dari syurga karena dosaku, dan kini aku tidak memikirkan sesuatu kecuali diriku sendiri, lebih baik kamu pergi kepada Nuh a.s. karena ia sebagai Nabi yang pertama.
Maka mereka pergi kepada Nuh dan berkata : “Tolonglah kamu mintakan kepada Tuhan supaya lekas membebaskan kami.” Jawab Nabi Nuh a.s. : “Bukan bagianku, saya telah mendoakan penduduk bumi sehingga tenggelam semuanya, dan kini tidak ada yang aku fikirkan kecuali diriku sendiri, tetapi kamu lebih baik pergi kepada Nabi Ibrahim a.s. Khalilullah. Maka pergilah mereka kepada Nabi Ibrahim a.s. dan berkata: “Tolonglah kami disisi Tuhan supaya segera memutuskan urusan kami.” Jawab Nabi Ibrahim a.s : “Itu bukan urusanku sebab saya telah dusta tiga kali.
Rasulullah s.a.w. bersabda: ” ketiga-tiganya itu karena mempertahankan agama Allah yaitu ketika ia diajak ke upacara kaumnya, lalu ia menyatakan: “Inni saqiem (Sesungguhnya saya sakit), kali kedua ketika berkata : “Bal fa’alahu kabiruhum hadza.” (Yang Artinya)”Bahwa yang merusakkan berhala-berhala ini hanya ini lah yang terbesar dan kali ketiga ketika isterinya akan diganggu oleh Raja yang zalim, lalu ia berkata: “ini saudaraku.” karena itu kini tidak ada sesuatu yang merisaukan hatiku kecuali bagaimana nasibku, tetapi kamu pergi kepada Musa a.s. sebagai Kalimullah yang langsung mendengar firman-firman Allah.
Maka mereka langsung pergi kepada Nabi Musa a.s. dan berkata : “Tolonglah kami, gunakan syufa’atmu untuk menghadap Tuhan supaya menyelesaikan urusan kami ini.” Jawab Nabi Musa a.s. : “Itu bukan urusanku, saya pernah membunuh orang tanpa hak, dan kini aku tidak memikirkan kecuali nasib diriku, tetapi kamu pergi kepada Nabi Isa a.s. Ruhullah dan Kalimatullah.”
Maka segera mereka pergi kepada Nabi Isa a.s. dan berkata : “Berilah jasa syafa’atmu. mintalah kepada Tuhan supaya segera meringankan penderitaan kami ini.” Jawabnya : “Saya telah diangkat bersama ibuku oleh orang-orang sebagai Tuhan, dan kini tidak ada sesuatu yang merisaukan aku kecuali urusanku sendiri, tetapi bagaimana pendapatmu kalau ada barang terbungkus dan ditutup, apakah dapat mencapai barang itu jika tidak dibuka penutupnya ?” jawab mereka : “Tidak.’ Maka ia berkata: “Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w. itu penutup dari semua nabi-nabi, dan Allah telah mengampunkan baginya apa yang lalu dan yang kemudian, lebih baik kamu pergi kepadanya.
Maka datanglah orang-orang itu kepadaku, lalu saya jawab kepada mereka : “Baiklah, sayalah yang akan membantu sehingga Allah mengizinkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan diridhai-Nya, maka tinggal sekehendak Allah.” Kemudian bila Allah hendak menyelesaikan makhlukNya, maka ada seruan : “Dimanakah Muhammad dan ummat-ummatnya ?”
Maka kamilah yang terakhir di dunia dan yang pertama-tama hisabnya pada hari kiamat.Lalu aku berdiri bersama ummat-ummatku, maka ummat-ummat itu membukakan jalan untuk kami, sehingga ada suara, hampir saja ummat ini semuanya merupakan nabi-nabi, kemudian aku maju ke pintu syurga dan mengetukmnya, lalu ditanya : “Siapakah itu ?” Jawabku : “Nabi Muhammad Rasullullah.” Lalu dibukakan dan segera aku masuk dan bersujud kepada Tuhan serta memuja muji kepada Tuhan dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh seorang pun sebelumku, kemudian aku diperintah : Irfa’ ra’saka wa qul yusina’ wasai tu’tha, wasy fa tusyaffa.” (Yang Artinya)Angkatlah kepalamu, dan katakan akan didengar, dan mintalah akan diberikan, syafa’atmu akan diterima.”.
Maka aku memberikan syafa’atku kepada orang-orang yang didalam hatinya ada seberat semut (dzarrah) atau jagung dari iman keyakinan disamping syahadat an la ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah.”
Umar bin Alkhoththob r.a. ketika masuk ke masjid bertemu dengan Ka’bul Ahbar sedang memberikan nasihat kepada orang ramai, maka Umar berkata kepadanya : “Berilah kami nasihat dan cerita-cerita yang dapat menambahkan takut kepada Allah s.w.t.” Maka Ka’bul Ahbar berkata : “Sesungguhnya ada Malaikat-malaikat yang dijadikan oleh Allah s.w.t. berdiri tegak tidak pernah membongkokkan punggung mereka, dan yang lain sujud tidak pernah mengangkat kepalanya sehingga ditiup sangkakala, dan mereka bertasbih : Subhanakallahumma wabihamdika ma abadnaaka haqqa ibadatia wa haqqa ma yanbaghi laka an tu’bada. (Yang Artinya) Maha suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, kami tidak dapat beribadat kepada-Mu sepenuh ibadat yang layak kepada-Mu, yang layak bagiMu untuk disembah. Demi Allah yang jiwaku ada di tangannya, neraka jahannam akan diperdekatkan pada hari kiamat, lalu bergemuruh dan bila telah dekat ia bergemuruh dengan satu suara dan di saat itu tidak ada seorang nabi atau orang yang mati syahid melainkan ia bertekuk lutut jatuh, maka tiap nabi, syahid atau siddiq hanya berdoa : “Ya Allah, saya tidak minta kecuali keselamatan diriku.
Seorang nabi Ibrahim lupa pada Ismail dan Ishak sambil berkata : “Ya Tuhan, aku khalilullah Ibrahim, dan pada saat itu andaikan dia engkau, hai putera Khoththob, mempunyai seperti amal tujuh puluh nabi, niscaya kau mengira bahwa dirimu tidak akan selamat.” Maka menangislah semua yang hadir.
Ketika Umar melihat keadaan itu, lalu Umar berkata : “Hai Ka’ab, berikan kepada kami khabar yang menggembirakan.” Maka berkata Ka’ab : Sesungguhnya bagi Allah s.w.t. ada 313 syari’ah, tidak seorang yang menghadap kepada Allah s.w.t. dengan salah satu syari’at itu asal disertai dengan Khalimah laa ilaha illallah melainkan pasti dimasukkan oleh Allah s.w.t ke dalam syurga. Demi Allah, andaikan kamu tahu besarnya rahmat Allah s.w.t., niscaya kamu tidak akan malas beramal. Hai saudara-saudara, bersiap-siaplah menghadapi hari kiamat itu dengan amal yang soleh, dan menjauhi ma’siyat. Sebab tidak lama kau akan menghadapi kiamat dan menyesal terhadap masa hidupmu yang terbuang sia-sia, ketahuilah bahwa bila kau mati berarti telah tiba hari kiamatmu, sebagaimana kata Almughirah bin Syu’bah : “Kamu menantikan hari kiamat, padahal kiamatmu ialah saat kematianmu.”
Alqomah bin Qays ketika ia berdiri di atas kubur dan berkata: “Adapun hamba ini maka telah tiba kiamatnya, sebab seorang mati maka melihat segala persoalan hari kiamat, yaitu syurga, neraka dan Malaikat, dan ia tidak dapat berbuat suatu amal, maka ia bagaikan seorang yang berada pada hari kiamat, dan ia akan bangkit pada hari kiamat menurut keadaannya di saat matinya, maka sesungguhnya beruntunglah siapa yang penghabisan amalnya (dengan) kebaikan.”
Abu Bakar Alwaasithi berkata : Keuntungan yang besar itu dalam tiga perkara yaitu hidup, mati dan kiamat. Adapun keuntungan hidup yaitu bila digunakan dalam taat kepada Allah s.w.t, dan keuntungan mati bila ia mati dalam khalimat Syahadat yaitu Laailaha illallah dan keuntungan hari kiamat bila bangkit dari kubur disambut dengan berita bahwa syurga tersedia untuknya.”
Yahya bin Mu’adz Arrazi ketika dibacakan di majlisnya ayat yang berbunyi: “Yauma nahsyurul muttqina ilarrahmani. Wa nasuqul mujrimina ila jahannama wirda.” (Yang Artinya)”Pada hari kiamat itu Kami akan menghantar orang yang taqwa menghadap Arahman (Allah s.w.t.) berkendaraan, sedang orang-orang yang durhaka Kami giring ke neraka berjalan kaki dan merasa haus.”
Lalu ia berkata : “Tenang-tenanglah hai manusia, kamu kelak akan dihadapkan kepada Allah s.w.t. berduyun-duyun (berbondong-bondong), dan menghadap pada Allah s.w.t. satu persatu, dan akan ditanya semua amalmu secara terperinci kalimat demi kalimat, sedang para wali dibawa menghadap pada Allah s.w.t. berkenderaan, dan orang-orang yang durhaka didorong ke neraka jahannam berbondong-bondong, dan semua akan terjadi bila bumi telah dilenyapkan, dan tiba Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris, dan dihidangkan jahannam sebagai ancaman.
Saudara-saudaraku, berhati-hatilah kamu dari kengerian sehari yang perkiraannya sama dengan lima puluh ribu tahun (di dunia), hari yang menggetarkan, duka cita dan menyesal. Itulah hari yang besar, hari bangkitnya semua manusia untuk menghadap kepada Rabbul Alamien, hari perhitungan dan pertimbangan dan pertanyaan, hari kegoncangan, yang pasti, yang menakutkan, hari kebangkitan, hari dimana tiap manusia akan melihat apa yang telah dilakukannya.
Hari dimana semua manusia dalam berbagai bentuk akan melihat amal perbuatannya, hari dimana wajah manusia putih berseri-seri dan lain wajah hitam, hari dimana seseorang tidak dapat menolong karena lainnya, dan tidak berguna segala tipu daya, hari dimana seorang ayah tidak dapat membantu anaknya sedikit pun, hari dimana bahayanya bertebaran meluas, hari dimana tidak diterima uzur orang-orang yang zalim dan tetap mereka mendapat kutukan (laknat) serta siksa yang keji, pada hari dimana tiap manusia harus mempertahankan dirinya sendiri, pada hari dimana tiap ibu akan lalai terhadap bayi yang disusuinya, bahkan tiap ibu yang mengandung akan menggugurkan kandungannya dan orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk karena minum arak, hanya karena ngerinya siksaan Allah s.w.t. yang sangat keras.”
Muqatil bin Sulaiman berkata : “Makhluk akan berdiri menanti pada hari kiamat selama seratus tahun, tenggelam dalam peluhnya sendiri dan seratus tahun dalam kegelapan mereka bingung sedang seratus tahun lagi sibuk bagaikan gelombang mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Sesungguhnya hari kiamat itu sekira lima ribu tahun, tetapi bagi seorang mukmin yang ikhlas bagaikan sesaat, karena itu wahai orang yang sehat akal, hendaklah sabar terhadap penderitaan dunia dalam melaksanakan taat kepada Allah s.w.t. untuk memudahkan bagimu segala kesukaran-kesukaran hari kiamat.”
Sekarang, terserah kepada Saudara-saudaraku se-iman dan se-akidah. Apakah akan mengikuti ajakan syeitan untuk mengejar kesenangan dunia ? Ataukah Saudara telah tersadar bahwa kematian setiap saat mengintai Saudara ??? Dan pada akhirnya, pilihannya hanya dua. Akankah kita pulang ke rumah kita yang dinamakan syurga ??? Syurga dengan segala kelebihannya. Kita dapat bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai pemimpin dan penolong kita. Ataukah kita pulang ke rumah kita yang disebut dengan neraka ???!!! Tempat yang sangat mengerikan dan menyengsarakan bagi siapa pun yang menetap di dalamnya.
Bila Saudara mau beramal barang sedikit saja (sebesar dzarrah) dengan mencetak lembaran ini dan membagikan kepada tetangga / kerabat /sanak famili /keluarga kita dengan ikhlas dan berniat ibadah, insya Allah Saudara akan menjumpai amal Saudara ini di hari pembalasan nanti. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung dengan mendapatkan Rahmat Allah s.w.t, sebagaimana janji Allah s.w.t dalam Al-quran yang berbunyi berbunyi :
Artinya: Barang siapa yang dijauhkan adzab daripadanya pada hari itu (kiamat), maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. (Surah Al-an’aam:16)
Syukur Saudara masih punya waktu untuk suami / isteri dan anak serta saudara dengan bercerita tentang isi lembaran ini. Setelah mereka mendengar cerita ini dan bila bertambah keimanannya dan rasa takutnya kepada Allah s.w.t. Insya Allah, Saudara telah berusaha menyelamatkan keluarga Saudara dari siksa api neraka, dan Allah s.w.t. akan mempertemukan Saudara berserta keluarga di syurga. Amin ya rabbal alamin.