Pulau Oak merupakan nama dari sebuah pulau kecil yang terletak di Lunenberg County, selatan pantai Nova Scotia, Kanada. Pulau ini sebenarnya merupakan pulau biasa, tidak ada sesuatu istimewa darinya, tidak ada potensi sumber daya alam yang dapat di eksplorasi disini. Namun bagi para pemburu harta karun, pulau kecil ini mendapatkan posisi yang istimewa di hati mereka. Bagaimana tidak, kisah mengenai adanya harta karun yang tersembunyi di pulau seluas 140 are (57 ha) ini selalu menghantui pikiran para petualang pencari harta karun sejati hampir selama dua abad lebih. Nah lo.
Pulau Oak
Kisah mengenai harta karun Pulau Oak kira-kira mulai terdengar lebih dari dua abad yang lalu. Menurut kisah dari mulut ke mulut yang tentunya telah tersebar ke suluruh penjuru dunia ini, beberapa abad yang lalu seseorang dengan alasan yang tidak diketahui telah menyembunyikan hartanya dalam jumlah besar di salah satu bagian pulau. Sehingga mulai akhir abad ke-18 para pencari harta karun mulai berbondong-bondong datang ke pulau Oak untuk berlomba-lomba mencari harta karun yang tersembunyi itu. Banyak tenaga, waktu dan uang telah dikeluarkan demi mengikuti nafsu dan pikiran obsesif kompulsif para pencari harta, namun hasilnya hingga kini harta-harta tersembunyi itu masih belum bisa ditemukan.
Sebenarnya, kisah Pulau Oak dan harta karun dimulai dari kisah remaja berusia 16 tahun bernama Daniel MC Ginnis. Daniel yang sangat menyukai segala aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan adventure dan traveling menembus alam liar sangat tertarik dengan Pulau Oak. Pada saat itu, tepatnya di tahun 1795, Daniel beserta kedua sahabatnya menyatroni pulau kecil tersebut dengan menggunakan sebuah Kano. Mereka merapat di dermaga kecil Smith's Cove, tenggara pulau tersebut. Melihat suasana pulau yang cukup indah sekaligus mencekam seolah-olah menantang jiwa mereka sebagai petualang sejati untuk menjelajahinya. Daniel beserta kedua sahabatnya kemudian melanjutkan perjalanan mereka masuk kedalam pulau. Ketika berada di tengah-tengah lebatnya vegetasi liar di suatu bagian pulau, Daniel merasa tertarik dengan sekumpulan pohon ek yang tumbang. Dia semakin tertarik karena diantara beberapa pohon tumbang yang didekatinya terdapat sebuah pohon ek yang sudah sangat tua berdiri angkuh diantara pohon-pohon tumbang disekelilingnya.
Karena menarik sekaligus penasaran, Daniel memanggil kedua temannya, kemudian mereka memeriksa keadaan disekitar pohon hingga akhirnya ketiga remaja tersebut menemukan sesuatu yang lebih menarik, yaitu sebuah lubang yang ditutupi oleh dinding yang terbuat dari tanah liat. Dengan rasa semakin penasaran ketiganya lalu membuka penutup lubang dan melakukan penggalian. Ketika penggalian mencapai kedalaman 3 meter, mereka menemukan sesuatu yang menarik lagi. Lubang itu dihalangi oleh beberapa potong kayu pohon ek yang dipasang saling bersilangan sehingga mengesankan ada seseorang yang dengan sengaja menghalanginya untuk melakukan penggalian lebih dalam lagi.
Namun ketiga remaja itu tidak menyerah, dengan masih diselimuti rasa penasaran, mereka menyingkirkan kayu-kayu tersebut satu demi satu dan penggalian terus mereka lakukan. Hingga pada penggalian sekitar 6 meter, mereka terhenti karena lubang itu berakhir dengan sebuah dinding tanah liat lagi. Mereka tetap yakin, jika dinding ini dibongkar, lubang masih bisa digali lebih dalam lagi. Namun hal tersebut tidak mereka lakukan. Dari sinilah mereka menyadari pasti ada sesuatu yang sangat berharga tersembunyi jauh didalam sana.
Lokasi Money Pit
Jika teman-teman pernah membaca kisah Lima Sekawan : Petulangan di Pulau Seram karya Enid Blyton, mungkin keadaan pulau Oak tak jauh beda dengan kisah pulau misterius di novel tersebut. Misteriusnya kenapa? karena pulau ini dulunya tak berpenghuni, vegetasi-vegetasi liar membuatnya semakin tampak seram dan menurut penuturan beberapa orang, di pulau ini sering terlihat kerlap-kerlip cahaya misterius di malam hari. Beberapa orang yang mencoba menguak misterinya sering di kabarkan menghilang tanpa jejak, sehingga banyak yang meyakini pulau ini merupakan sarang / pusatnya aktifitas para perompak / pencoleng. Hal tersebut juga yang membuat Daniel dkk patah semangat karena tidak ada seseorangpun di kampung mereka yang mau diajak membantu penggalian karena alasan takut. Hingga akhirnya pulau itu mereka lupakan.
Sekitar sembilan tahun kemudian, hasrat dan semangat untuk menguak misteri pulau Oak mulai tumbuh lagi di jiwa mereka. Kini, ketiga teman kita ini telah tumbuh menjadi pemuda-pemuda dewasa, mereka tidak ABG lagi dan tentunya jiwa petualangan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke pulau dan melakukan penggalian lagi yang 9 tahun lamanya sempat mereka lupakan. Persiapan mereka lebih matang daripada waktu yang lalu. Mereka memulai melakukan penggalian. Pada kedalaman 27,4 meter, dugaan mereka sembilan tahun yang lalu ternyata benar. Memang ada sesuatu yang berharga telah disembunyikan di dalam sana karena pada kedalaman itu mereka kembali menemukan sebuah penutup lubang yang terbuat dari tanah liat. Bedanya dari penutup lubang yang sempat mereka temukan pada kedalaman sebelumnya ialah penutup lubang yang satu ini ber-prasasti.
Namun tulisan-tulisannya sangat sulit untuk dibaca karena di tulis dengan simbol dan kode-kode yang aneh sehingga prasasti itu mereka abaikan. Prasasti yang dibaikan ketiga pemuda itu akhirnya dapat di terjemahkan maknanya oleh seorang profesor dari Halifax University setelah generasi lanjutan pemburu harta karun menemukannya di tempat yang sama. Itupun terjadi sekitar seabad kemudian semenjak penggalian oleh Daniel, dkk. Arti kode-kode dari prasasti itu cukup mengejutkan, karena setelah ditejemahkan berbunyi demikian : "Tiga meter dibawah sana tersimpan uang dua juta pound".
Kalimat yang tertulis di prasasti ini semakin mengobarkan semangat para pencari harta karun lainnya untuk mencoba peruntungannya di Pulau Oak. Sehingga penggalian di Lubang Uang (Money Pit) masih terus dilakukan. Selama berabad-abad, para pemburu harta karun silih berganti melakukan penggalian di lubang uang, namun mereka selalu pulang dengan tangan hampa. Para pencari harta karun mulai berkurang jumlahnya di abad 21. Rupanya rahasia lubang uang ini tak mudah dikuak oleh mereka, halangannya begitu berat. Halangan-halangan itu berupa air yang sering secara tiba-tiba memenuhi lubang tersebut, dsb. Bahkan tercatatat di tahun 1937 tiga orang penggali tewas di lubang uang sehingga semakin menambah daftar kelam sejarah para korban-korbannya.
Banyak pencari harta meyakini, bahwa sebetulnya harta karun tersebut tidak disembunyikan di lubang tersebut. Seseorang yang telah menyembunyikan hartanya beberapa abad lalu di tempat itu mungkin melakukan tindakan yang cukup cerdik. Ia mungkin saja hanya menggali hingga kedalaman 30 - 35 meter saja, lalu membuat terowongan lagi di bagian kanan atau kiri lubang utama hingga menembus wilayah pulau Oak yang lainnya. Jika pendapat ini benar, cukup miris tentunya melihat para pencari harta yang sanggup menggali hingga kedalaman hampir 60 meter tanpa hasil. Namun sayang, terowongan yang dimaksud belum dapat ditemukan dan tampaknya rahasia harta karun Pulau Oak akan menajdi misteri yang abadi.
Kisah mengenai harta karun Pulau Oak kira-kira mulai terdengar lebih dari dua abad yang lalu. Menurut kisah dari mulut ke mulut yang tentunya telah tersebar ke suluruh penjuru dunia ini, beberapa abad yang lalu seseorang dengan alasan yang tidak diketahui telah menyembunyikan hartanya dalam jumlah besar di salah satu bagian pulau. Sehingga mulai akhir abad ke-18 para pencari harta karun mulai berbondong-bondong datang ke pulau Oak untuk berlomba-lomba mencari harta karun yang tersembunyi itu. Banyak tenaga, waktu dan uang telah dikeluarkan demi mengikuti nafsu dan pikiran obsesif kompulsif para pencari harta, namun hasilnya hingga kini harta-harta tersembunyi itu masih belum bisa ditemukan.
Sebenarnya, kisah Pulau Oak dan harta karun dimulai dari kisah remaja berusia 16 tahun bernama Daniel MC Ginnis. Daniel yang sangat menyukai segala aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan adventure dan traveling menembus alam liar sangat tertarik dengan Pulau Oak. Pada saat itu, tepatnya di tahun 1795, Daniel beserta kedua sahabatnya menyatroni pulau kecil tersebut dengan menggunakan sebuah Kano. Mereka merapat di dermaga kecil Smith's Cove, tenggara pulau tersebut. Melihat suasana pulau yang cukup indah sekaligus mencekam seolah-olah menantang jiwa mereka sebagai petualang sejati untuk menjelajahinya. Daniel beserta kedua sahabatnya kemudian melanjutkan perjalanan mereka masuk kedalam pulau. Ketika berada di tengah-tengah lebatnya vegetasi liar di suatu bagian pulau, Daniel merasa tertarik dengan sekumpulan pohon ek yang tumbang. Dia semakin tertarik karena diantara beberapa pohon tumbang yang didekatinya terdapat sebuah pohon ek yang sudah sangat tua berdiri angkuh diantara pohon-pohon tumbang disekelilingnya.
Karena menarik sekaligus penasaran, Daniel memanggil kedua temannya, kemudian mereka memeriksa keadaan disekitar pohon hingga akhirnya ketiga remaja tersebut menemukan sesuatu yang lebih menarik, yaitu sebuah lubang yang ditutupi oleh dinding yang terbuat dari tanah liat. Dengan rasa semakin penasaran ketiganya lalu membuka penutup lubang dan melakukan penggalian. Ketika penggalian mencapai kedalaman 3 meter, mereka menemukan sesuatu yang menarik lagi. Lubang itu dihalangi oleh beberapa potong kayu pohon ek yang dipasang saling bersilangan sehingga mengesankan ada seseorang yang dengan sengaja menghalanginya untuk melakukan penggalian lebih dalam lagi.
Namun ketiga remaja itu tidak menyerah, dengan masih diselimuti rasa penasaran, mereka menyingkirkan kayu-kayu tersebut satu demi satu dan penggalian terus mereka lakukan. Hingga pada penggalian sekitar 6 meter, mereka terhenti karena lubang itu berakhir dengan sebuah dinding tanah liat lagi. Mereka tetap yakin, jika dinding ini dibongkar, lubang masih bisa digali lebih dalam lagi. Namun hal tersebut tidak mereka lakukan. Dari sinilah mereka menyadari pasti ada sesuatu yang sangat berharga tersembunyi jauh didalam sana.
Jika teman-teman pernah membaca kisah Lima Sekawan : Petulangan di Pulau Seram karya Enid Blyton, mungkin keadaan pulau Oak tak jauh beda dengan kisah pulau misterius di novel tersebut. Misteriusnya kenapa? karena pulau ini dulunya tak berpenghuni, vegetasi-vegetasi liar membuatnya semakin tampak seram dan menurut penuturan beberapa orang, di pulau ini sering terlihat kerlap-kerlip cahaya misterius di malam hari. Beberapa orang yang mencoba menguak misterinya sering di kabarkan menghilang tanpa jejak, sehingga banyak yang meyakini pulau ini merupakan sarang / pusatnya aktifitas para perompak / pencoleng. Hal tersebut juga yang membuat Daniel dkk patah semangat karena tidak ada seseorangpun di kampung mereka yang mau diajak membantu penggalian karena alasan takut. Hingga akhirnya pulau itu mereka lupakan.
Sekitar sembilan tahun kemudian, hasrat dan semangat untuk menguak misteri pulau Oak mulai tumbuh lagi di jiwa mereka. Kini, ketiga teman kita ini telah tumbuh menjadi pemuda-pemuda dewasa, mereka tidak ABG lagi dan tentunya jiwa petualangan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke pulau dan melakukan penggalian lagi yang 9 tahun lamanya sempat mereka lupakan. Persiapan mereka lebih matang daripada waktu yang lalu. Mereka memulai melakukan penggalian. Pada kedalaman 27,4 meter, dugaan mereka sembilan tahun yang lalu ternyata benar. Memang ada sesuatu yang berharga telah disembunyikan di dalam sana karena pada kedalaman itu mereka kembali menemukan sebuah penutup lubang yang terbuat dari tanah liat. Bedanya dari penutup lubang yang sempat mereka temukan pada kedalaman sebelumnya ialah penutup lubang yang satu ini ber-prasasti.
Namun tulisan-tulisannya sangat sulit untuk dibaca karena di tulis dengan simbol dan kode-kode yang aneh sehingga prasasti itu mereka abaikan. Prasasti yang dibaikan ketiga pemuda itu akhirnya dapat di terjemahkan maknanya oleh seorang profesor dari Halifax University setelah generasi lanjutan pemburu harta karun menemukannya di tempat yang sama. Itupun terjadi sekitar seabad kemudian semenjak penggalian oleh Daniel, dkk. Arti kode-kode dari prasasti itu cukup mengejutkan, karena setelah ditejemahkan berbunyi demikian : "Tiga meter dibawah sana tersimpan uang dua juta pound".
Kalimat yang tertulis di prasasti ini semakin mengobarkan semangat para pencari harta karun lainnya untuk mencoba peruntungannya di Pulau Oak. Sehingga penggalian di Lubang Uang (Money Pit) masih terus dilakukan. Selama berabad-abad, para pemburu harta karun silih berganti melakukan penggalian di lubang uang, namun mereka selalu pulang dengan tangan hampa. Para pencari harta karun mulai berkurang jumlahnya di abad 21. Rupanya rahasia lubang uang ini tak mudah dikuak oleh mereka, halangannya begitu berat. Halangan-halangan itu berupa air yang sering secara tiba-tiba memenuhi lubang tersebut, dsb. Bahkan tercatatat di tahun 1937 tiga orang penggali tewas di lubang uang sehingga semakin menambah daftar kelam sejarah para korban-korbannya.
Banyak pencari harta meyakini, bahwa sebetulnya harta karun tersebut tidak disembunyikan di lubang tersebut. Seseorang yang telah menyembunyikan hartanya beberapa abad lalu di tempat itu mungkin melakukan tindakan yang cukup cerdik. Ia mungkin saja hanya menggali hingga kedalaman 30 - 35 meter saja, lalu membuat terowongan lagi di bagian kanan atau kiri lubang utama hingga menembus wilayah pulau Oak yang lainnya. Jika pendapat ini benar, cukup miris tentunya melihat para pencari harta yang sanggup menggali hingga kedalaman hampir 60 meter tanpa hasil. Namun sayang, terowongan yang dimaksud belum dapat ditemukan dan tampaknya rahasia harta karun Pulau Oak akan menajdi misteri yang abadi.